BOGOR – Langkah modernisasi koperasi mulai terlihat di Kota Hujan. Koperasi Merah Putih Kelurahan (KKMP) Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, resmi diluncurkan, Senin (10/11). Koperasi ini menjadi yang pertama di Kota Bogor yang mengadopsi sistem digital dalam pengelolaan dan distribusi bahan pokok.
Peluncuran tersebut dilakukan langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin bersama Staf Khusus Menteri Koperasi Bidang Pembiayaan Rudi Wijaya. Kegiatan ini juga dihadiri jajaran Koperasi Multi Pihak Aset Digital Nusantara Garuda (KMP ADNG), di antaranya Ketua KMP ADNG Kota Bogor Suheti, Sekretaris Suhenda, serta Ketua KMP ADNG Kota Depok Linda Wati.
Dalam kesempatan itu, KMP ADNG turut memberikan sample bahan pokok untuk pendistribusian ke koperasi desa merah putih se-Kota Bogor. Program ini menjadi bukti komitmen KMP ADNG dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pokok berkualitas bagi jaringan koperasi merah putih di berbagai daerah.

Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin menyebut, kehadiran KKMP menjadi langkah awal membangun ekosistem ekonomi baru di tingkat kelurahan. “Pemerintah kota siap memfasilitasi koperasi dengan berbagai mitra dan program pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis. Harapannya, koperasi ini bisa menjadi contoh bagi wilayah lain,” ujarnya.
Menurut Jenal, KKMP Bantarjati bukan hanya wadah usaha bersama, tetapi juga sarana memperkuat kemandirian ekonomi warga. “Meskipun masih banyak keterbatasan, koperasi ini diharapkan menjadi ladang ekonomi baru yang menumbuhkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Stafsus Menkop Rudi Wijaya menilai KKMP Bantarjati bisa menjadi penghubung antar-koperasi di Kota Bogor. “Dengan sistem digital yang diterapkan, koperasi ini berpotensi memperkuat kolaborasi antarwilayah dan mempercepat distribusi produk anggota,” kata Rudi.

Ketua KMP ADNG Kota Bogor Suheti mengatakan, kehadiran KKMP Bantarjati adalah wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, koperasi, dan masyarakat. “Kami ingin menunjukkan bahwa koperasi bisa bertransformasi. Tidak hanya mengelola bahan pokok, tapi juga membangun sistem digital yang transparan dan efisien,” ujarnya.
Menurut Suheti, sistem digital ini bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan agar koperasi mampu bersaing di era modern. “Kami ingin semua anggota merasakan manfaat langsung dari digitalisasi. Mulai dari kemudahan bertransaksi, transparansi laporan keuangan, hingga akses informasi harga yang lebih cepat,” katanya.
Ia menambahkan, KKMP Bantarjati akan menjadi model bagi kelurahan lain di Kota Bogor yang ingin membangun koperasi mandiri berbasis digital. “Kami membuka ruang pelatihan dan pendampingan bagi koperasi lain. Harapannya, seluruh kecamatan di Bogor punya koperasi merah putih digital yang saling terhubung,” ucapnya.
Lebih lanjut, Suheti menegaskan bahwa keberhasilan koperasi tidak hanya diukur dari keuntungan, tetapi dari manfaat sosial yang dirasakan masyarakat. “Koperasi ini kami bangun bukan untuk segelintir orang, tapi untuk semua warga. Setiap pembelian bahan pokok di koperasi ini berarti ikut menggerakkan ekonomi warga sekitar,” tutur dia.
Suheti juga mengungkapkan optimisme terhadap sinergi dengan pemerintah daerah dan Kementerian Koperasi. “Dengan dukungan penuh dari Pemkot dan Kemenkop, kami yakin koperasi merah putih bisa tumbuh menjadi jaringan ekonomi baru yang kuat, adil, dan mandiri,” pungkasnya.
Sebagai penutup acara, KMP ADNG juga memperkenalkan inovasi baru bernama Vege Token, produk digital yang diharapkan mampu menjadi instrumen ekonomi alternatif di lingkungan koperasi merah putih.
Dengan peluncuran ini, Bogor resmi menandai babak baru dalam transformasi koperasi menuju era digital dan ekonomi mandiri berbasis komunitas.












