SINAR MERDEKA – Amat Tuyan, SH ternyata bukan sosok sembarangan di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Pria berpenampilan sederhana dan murah senyum ini lahir di Surabaya pada 20 Agustus 1963 dikenal pekerja keras.
Ia anak satu-satunya dari pernikahan Haji Tuyan dengan Hj Sulimah.
Kini ia menetap di Jalan Sabaru No. 81, Perumnas Lama 002/020, Palangka, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Orang tuanya bernama Haji Tuyan atau Haji Syaiful Bahri beliau merupakan seorang pengusaha asal Madura.
Bermodal pesan orang tuanya, Amat Tuyan berupaya memberi kontribusi dalam pembangunan Kota Palangka Raya.
“Pesan orang tua begitu. Sedikit atau banyak bukan ukuran. Tapi bagaimana kita bisa memberikan sumbangsih bagi pembangunan kota ini itu yang paling penting,” kata Amat Tuyan mengawali perbincangan.

Secangkir kopi membawa perbincangan lebih panjang. Lalu bagaimana kisah pria yang dibesarkan di Desa Klampis, Kabupaten Bangkalan, Madura sampai ke Palangka Raya.
Amat Tuyan menuturkan, orang tuanya sejak tahun 1967 berkecimpung sebagai anemer atau pemborong di Madura.
“Dulu anemer bapak saya, dan sempat jadi sekretaris desa,” kata Amat Tuyan sembari menghisap rokok.
Pada tahun 1969, ia dibawa hijrah ke Kota Palangka Raya oleh orang tuanya. Merantau mencari penghidupan baru.
“Saya masih kecil sekali saat itu. Orang tua cari penghidupan di sini dan memulai bekerja sebagai sub kontraktor. Ya, bekal pengalaman dari Madura,” tutur Amat Tuyan.
Pada tahun 1985, orang tuanya banting setir cari peruntungan dengan membuka lahan di Kalimantan Tengah.
“Saat itu ya susah payah mas. Belum ada orang di sini. Bisa dihitung dengan jari yang mau membuka lahan. Dulu kami membuka lahan cuma ada lima alat berat,” singkatnya.
Alhasil, total 1.530 hektare dalam satu hamparan dimiliki menyebar dari Jalan Tingang, Jalan Badak dan Jalan Hiu Putih, Kota Palangka Raya.
Atas jasanya dalam pengembangan perluasan kota, Pemerintah Kota Palangka Raya memberikan penghargaan kepada Haji Tuyan.
“Bapak saya dinilai berjasa memberi kontribusi pembangun kota ini,” kenang Amat Tuyan seraya menghisap rokok dalam-dalam.
Ya, salah satunya yang melekat dalam ingatan warga Kota Palangka Raya adalah hibah lahan untuk membangun 3.103 kapling perumahan bagi PNS.
“Orang tua berikan tanahnya untuk Pemprov Kalteng. Luasnya sekitar 208 hektare untuk membangun perumahan PNS. Ya minimal ada kontribusi utuk negara,” kata dia.
Terkait dengan pengembangan kota, kini sejumlah lahan tersebut menjadi kompleks perumahan, seperti Griya Karya Sejahtera yang sudah memiliki 130 unit.
Ada pula hasil kerja sama dengan pengusaha Steven Lie untuk mendirikan 120 unit.
“Saat ini saya sedang melakukan penjajakan untuk membangun Perumahan Kasadova sebanyak 53 unit dan merencanakan pengembangan lebih lanjut seluas 14 hektare,” jelasnya.
Terbaru, Amat Tuyan tengah melakukan kerja sama dengan beberapa pengembang seperti PT Graha Kayu Manis/ PT Graha Asrawi Membangun.
“Kalau dihitung, ada 822 unit yang diperuntukan bagi perumahan bersubsidi. Lokasinya berada di Jalan Tingang,” imbuh pria jebolan STIH Tanbun Bungai Palangka Raya itu.
Dengan progres yang baik, Amat Tuyan mengakui ada beberapa pihak developer berkelas Internasional yang telah melakukan penjajakan untuk pengelolaan lahan permukiman.
“Baru tanya-tanya saja mereka. Beberapa kali mengajak saya bertemu. Ya pengembang kelas gede, tapi tak perlu saya sebutkanlah,” kata dia.
Karena akrab dengan konteks lahan, dan pengembangan, Amat Tuyan mengaku akrab dengan lingkup kerja kantor pertanahan.
“Khususnya BPN Kota Palangka Raya, saya kenal baik. Dengan penjabat lama sampai pejabat baru,” kata dia.
“Mereka juga yang mengajari saya, dari beberapa aspek, soal pengurusan tanah. Dari Ibu Nuning, Pak Heri Paska, dan beberapa orang di lingkungan BPN saya kenal baik,” tuturnya.
Termasuk, dengan Kepala BPN Kota Palangka Raya Indra Gunawan yang baru satu bulan menunaikan tugasnya.
“Meski baru, beliau (Indra Gunawan) itu saya anggap sebagai saudara sendiri. Sama-sama perantauan,” tutup Amat Tuyan seraya melempar senyum.