SinarMerdeka.co – Pada Kamis, 16 Mei 2024, seorang pria berinisial MGS (24) alias Gilang menikam imam mushalla berinisial MS (72) di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kejadian ini terjadi karena motif dendam dan sakit hati.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol M Syahduddi, pelaku merasa direndahkan oleh korban. Dua tahun sebelumnya, MGS dan cucu korban, AS (berinisial A), bekerja di tempat yang sama. A bekerja di Bank Emas di Pasar Kedoya, sementara MGS adalah seorang sekuriti di pasar tersebut.
Pelaku pernah berkunjung ke rumah A, yang juga merupakan rumah korban. Namun, saat itu, pelaku merasa mendapatkan perlakuan yang kurang baik dan merasa direndahkan. Hal ini membuatnya merencanakan pembunuhan terhadap korban MS.
Pada Kamis, 16 Mei 2024, pelaku melaksanakan rencananya. Alasan pelaku melakukannya pada waktu tersebut adalah agar orang-orang di sekitar rumah korban tidak mengenali wajah atau identitasnya. Selain itu, pelaku juga merasa sakit hati karena A telah memiliki pasangan atau kekasih.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku melakukan observasi selama satu minggu di sekitar rumah korban. Dia datang bolak-balik ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk memantau situasi.
Polisi menegaskan bahwa tindak pidana pembunuhan ini tidak memiliki kaitan dengan unsur SARA (suku, ras, agama, dan antargolongan). Motifnya murni urusan pribadi, yaitu dendam pelaku terhadap korban.
MS tewas karena ditikam oleh MGS di tempat wudhu Mushalla Uswatun Hasanah, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada pukul 04.30 WIB.
Pelaku, MGS, kemudian ditangkap oleh petugas pada Kamis malam, 23 Mei 2024, di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Petugas menembak bagian kaki pelaku karena pelaku sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.