SINARMERDEKA.CO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kotaagung melakukan gebrakan baru dalam mendukung program ketahanan pangan Program asta cita Presiden Prabowo untuk mendorong swasembada pangan dan ekonomi kreatif.
Program ketahanan pangan yang berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi di dalam Lapas khususnya, dapat disediakan dan diolah oleh WBP sekaligus sarana pembinaan bagi para narapidana sebagai bekal mata pencaharian ketika kembali ke masyarakat.
Berbagai bentuk pembinaan kemandirian yang telah berjalan di Lapas Kelas IIB Kota agung saat ini diantaranya dibidang ketahanan pangan dengan membudidayakan berbagai jenis sayur mayur, lalu peternakan bebek dan ayam. Sementara ekonomi kreatif diantaranya yaitu SAE Cafe dan Resto Wa’ Bin (Sarana Asimilasi Edukasi Cafe dan Restoran Warga Binaan), Kang Cu’ Wa’ Bin (Tukang Cukur Warga Binaan), Laundry Wa’ Bin dan Dapur Sambal Wa’ Bin.
Nama Wa’ Bin yang melekat dalam setiap usaha dalam Lapas Kota agung merupakan singkatan dari Warga Binaan sehingga dapat definisikan bahwa berbagai usaha ekonomi kreatif tersebut dikelola oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang telah mengikuti program-program pembinaan yang diadakan di Lapas Kelas IIB tersebut selama ini.
Kepala Lapas Kelas IIB Kota agung, Andi Gunawan mengatakan bahwa, program yang dilaksanakan selaras dengan program Asta Cita Presiden Prabowo dalam mendorong swasembada pangan dan ekonomi kreatif.
“Bahwa Lapas Kota agung siap mendukung sepenuhnya dengan mengapiliasikan program Asta Cita dari pemerintah ke dalam Lapas Kelas IIB Kota agung ini, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, sesuai dengan tupoksi kami sebagai pelayan masyarakat,” kata Kalapas, Rabu (6/11/2024).
Andi Gunawan menjelaskan bahwa program-program pembinaan yang dilaksanakan di dalam Lapas merupakan bentuk asimilasi dari luar ke dalam. Selain itu program-program itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian sebagai bekal WBP ketika kembali ke masyarakat.
“Bahkan dari program pembinaan kemandirian yang langsung dipraktekkan dalam bentuk usaha yang menghasilkan, para WBP mendapatkan premi, sehingga mereka tidak lagi menjadi beban keluarga, malah masih bisa menjadi tulang punggung keluarga meskipun mereka sedang menjalani masa hukuman di dalam Lapas,” jelasnya.
Lebih lanjut Kalapas Andi Gunawan menegaskan, program-program yang dilaksanakan juga merupakan akselarasi Lapas Kota agung dengan arahan dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan yakni melakukan pembinaan yang berdampak langsung.
“Yang dirampas oleh negara dari WBP itu adalah kebebasan bergerak mereka, dengan kondisi itu, kami berikan mereka pembinaan sebagai bekal untuk meningkatkan kualitas kepribadian si WBP dari iman taqwa dan pengetahuannya, serta mengasah skill keterampilan yang mereka miliki. Sehingga mereka benar-benar bisa menjadi manusia yang baru, sadar hukum, tidak mengulangi tindak pidana, dan ikut aktif membangun,” pungkas Kalapas.***