SINARMERDEKA.CO – Badan Bank Tanah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema “Program Pengembangan Reforma Agraria Badan Bank Tanah” yang bertempat di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Kamis (24/10/2024).
FGD yang di laksanakan secara panel d menghadirkan narasumber Direktur Jenderal Penataan Agraria Yulia Jaya Nirmawati; Deputy Director General of Operation The Federal Land Development Authority (FELDA) Izham Mustaffa ; Pakar Hukum Universitas Gadjah Mada Dr. Oce Madril, S.H.,M.H dan Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas.

Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja menyampaikan Badan Bank Tanah adalah Badan khusus yang diciptakan untuk kesejahteraan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan atau untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk berbagai kepentingan, salah satunya untuk Reforma Agraria.
“Dalam PP 64 tahun 2021 Badan Bank Tanah diamanatkan minimal dari total luasan yang dikelola Bank Tanah 30% untuk Reforma Agraria.” Jelas Parman dalam Sambutannya.
Secara teknis administrasi, Bank Tanah hanya menyediakan objeknya saja namun subjeknya yang menentukan pada level pusat Kemenko Perekonomian, pada level kabupaten berada pada Ketua Gugus tugas Reforma Agraria yaitu Bupati dan kepala Kantor Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan nasional juga sangat penting karena merupakan ketua GTRA level provinsi.
Kepala Badan Bank Tanah juga menjelaskan, saat ini Badan Bank Tanah baru mendapat perolehan tanah yang menjadi hak Bank Tanah, baru diberikan HPL (Hak Pengelolaan Lahan) baru sekitar 27.000 hektar.
“kalau dibandingkan dengan FELDA masih lebih kecil, semoga di periode mendatang jauh lebih besar.” Harapnya.
Perman berharap semoga dari FGD ini bisa jadi kerja sama yang konkrit antara kementerian ATR/BPN selaku induk dari Badan Bank Tanah bersama dengan FELDA.
“Badan Bank Tanah baru berdiri tahun 2021 dan mulai beroperasi tahun 2022, Bank tanah harus berlari kencang terutama pada masa pemerintahan Presiden Prabowo.” Tandasnya.
Sekretaris Kementerian ATR/BPN Suyus Windayana dalam sambutannya menyampaikan Bank Bank Tanah tahun ini (2024-red) mengelola sudah mencapai 20.000 hektar dan apa yang dilakukan oleh Badan Bank Tanah merupakan bagian dan seiring dengan Reforma Agraria.
“Memang belum banyak, tapi akan kita perbanyak karena Reforma Agraria harus seiring dengan program pemerintah baik reforma agraria yang dilaksanakan Kementerian ATR/BPN maupun Reforma Agraria yang dijalankan oleh Badan Bank Tanah, karena ini merupakan bagian dari pemerataan ekonomi dan keadilan sosial.” Ucapnya, Sekaligus membuka forum FGD.
Lebih lanjut Suyus menjelaskan, Reforma Agraria merupakan program strategis yang di canangkan Presiden Jokowi.
“Kementerian ATR/BPN diberi target untuk meredistribusi dan mendaftarkan tanah sebanyak 9 juta bidang, Alhamdulillah sampai tahun ini kita melakukan Reforma Agraria sebanyak 14,5 juta hektar.” Terangnya.
Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Badan Bank Tanah dihadiri undangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat, Jajaran Direktorat Jenderal Penataan Agraria kementerian ATR/BPN, perwakilan dari Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan.