SINAR MERDEKA – Potensi kemenangan pasangan Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela (Mirza Jihan) tidak lepas dari kontribusi buruk pemimpin sebelumnya.
Ya, kempemimpunan Arinal – Nunik saat mengarsiteki pembangunan di Provinsi Lampung belum mampu memberikan kata puas.
Tentu saja, kalimat di atas sulit diterima pendukung Arinal Djunaidi yang saat ini masih setia menemani.
“Tapi ya gak papa. Toh yang saya katakan cuma prediksi, gak dosa kan?” ujar Syaiful Amri, Sabtu, 28 September 2024.
Mantan wartawan Radar Lampung itu menyebut, simpul tim pemenangan Mirza – Jihan yang solid menjadi faktor kemenangan.
Menariknya, soliditas itu terbangun dan terus menguatm lantaran didasari rasa jengkel.
“Faktor jengkel, Mirza Jihan menang telak di Pilkada Lampung 2024, angkanya bisa menembus 62 persen,” timpal eks Redaktur Pelaksana Disway.id itu.
Persentase kemenangan fantastis tersebut akan menyebar secara merata dari 6.515.869 mata pilih (3.304.463 pemilih laki-laki dan 3.211.406 pemilih perempuan) yang telah ditetapkan KPU Lampung.
“Lebih kurang 12 persen abstain alias gak nyoblos karena bingung dan malas memilih,” kata Mas Ipul – sapaan akrab warga Tanjung Senang itu.
Rasa jengkel yang mengakar saat kepemimpinan Gubernur Arinal Djunaidi dan Wakil Gubernur Chusnunia Chalim (Nunik) itu dominan dari pemilih muda.
“Pemilih muda itu punya circle yang mayoritas bosan dengan pemimpin tua dan minim prestasi,” kata dia.
Maju dengan jargon-jargon lawas, menjual pemerataan pembangunan dan kesejahteraan sudah sulit diterima publik.
“Apalagi selama memimpin, memperbaiki jalan rusak saja gak bisa. Dampaknya viral ke mana-mana, masyarakatnya ikut malu.”
Nanti, pemilih muda yang notabene menjadi tumpuan kemenangan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 akan mencoblos Mirza – Jihan.
“Inget ya, Gen Z nyoblos pemimpinnya itu, bukan karena sembako apalagi gula.”
Citra Buruk Provinsi Lampung
Selama tiga tahun terakhir, Provinsi Lampung telah menuai berbagai kritik dan penilaian negatif dari berbagai kalangan.
Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap citra buruk:
1. Kegagalan Memenuhi Target Pembangunan
Selama dua tahun pertama masa jabatan mereka, Arinal dan Nunik dinilai gagal memenuhi target yang telah mereka tetapkan sendiri dan disetujui oleh DPRD.
Arinal – Nunik gagal mencapai sasaran yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebanyak dua dari empat kesempatan yang diberikan.
2. Nilai Tukar Petani (NTP) yang Rendah
Nilai Tukar Petani (NTP) di Lampung selama 22 bulan terakhir selalu berada di urutan ke-9 atau ke-10 di Sumatera.
Padahal, pada masa kepemimpinan gubernur sebelumnya, NTP Lampung hampir selalu berada di posisi teratas atau setidaknya di posisi kedua.
Hal ini menunjukkan penurunan kesejahteraan petani di provinsi ini.
3. Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat
Pertumbuhan ekonomi Lampung selama tujuh kuartal terakhir selalu berada di bawah rata-rata Sumatera dan Indonesia.
Lampung hampir dua tahun ini selalu menempati posisi papan bawah di Sumatera.
Kini belum mampu kembali menjadi juara, atau setidaknya di posisi kedua atau ketiga seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
4. Tingkat Pengangguran yang Meningkat
Angka pengangguran di Lampung justru naik di saat secara nasional angkanya sudah menurun.
Bahkan, di Sumatera, hanya Lampung yang angka penganggurannya bertambah.
Padahal, situasi perekonomian di Indonesia sudah relatif membaik dibandingkan tahun pertama dihantam pandemi.
5. Kritik dari DPRD dan Pengamat
DPRD Provinsi Lampung dan berbagai pengamat kebijakan publik telah mengkritik kinerja Arinal dan Nunik.
Mereka menilai bahwa DPRD harus lebih berani dan sungguh-sungguh menjalankan fungsi kontrol serta menjadi mitra kritis terhadap kinerja pemerintahan ini.
6. Isu Tata Kelola Pemerintahan
Selain kegagalan dalam mencapai target pembangunan, ada juga isu-isu terkait tata kelola pemerintahan yang kurang baik.
Misalnya, dugaan korupsi dan nepotisme yang mencuat di beberapa sektor, termasuk dalam pengelolaan tebu.
Dengan berbagai masalah ini, citra Provinsi Lampung di bawah kepemimpinan Arinal – Nunik mengalami penurunan yang signifikan.
“Masyarakat dan berbagai pihak berharap agar ke depan Lampung punya pemimpin yang bisa kerja,” kata Syaiful.
Pemimpin terpilih dapat membawa perubahan positif dan memperbaiki berbagai aspek yang selama ini dinilai kurang memuaskan.
“Ingat ya, saya ini bukan tim suksesnya Mirza Jihan, hanya melihat potensi,” imbuhnya.
Poin Kemenangan
Pemilihan Gubernur Lampung 2024 semakin mendekat, dan pasangan Mirza – Jihan menunjukkan potensi besar untuk meraih kemenangan. Berikut beberapa faktornya:
1. Chemistry dan Kekompakan
Mirza dan Jihan telah menunjukkan chemistry yang kuat yang terlihat dari berbagai unggahan di media sosial.
Foto-foto kebersamaan mereka bukan hanya sekadar pertemuan biasa, melainkan sinyal kuat bahwa mereka siap berduet dalam Pilgub Lampung 2024.
Pengamat politik dari Universitas Lampung, Himawan, menilai bahwa senyum dan kebersamaan mereka terlihat natural menunjukkan pasangan yang cocok.
2. Dukungan Politik yang Kuat
Pasangan ini didukung oleh berbagai tokoh politik dan partai besar. Khususnya di internal Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan tim pemenangan terpadu Mirza – Jihan terus bekerja dan fokus pada strategi pemenangan yang terkoordinasi.
3. Latar Belakang yang Beragam dan Kuat
Mirza berasal dari kalangan politisi dan pengusaha, sementara Jihan adalah seorang senator yang juga berprofesi sebagai dokter.
Kombinasi ini memberikan mereka keunggulan dalam memahami berbagai aspek kebutuhan masyarakat Lampung, dari ekonomi hingga kesehatan.
4. Strategi Kampanye yang Efektif
Tim pemenangan Mirza – Jihan telah menyusun strategi kampanye yang fokus pada pembangunan jaringan dan strategi lapangan.
Kematangan ini untuk memastikan dukungan masyarakat terus menguat hingga hari pemilihan.
5. Dukungan dari Masyarakat dan Tokoh Publik
Dukungan dari masyarakat dan tokoh publik juga menjadi faktor penting.
Misalnya, selebriti seperti Raffi Ahmad telah secara terbuka mendukung Mirza, yang dapat membantu meningkatkan popularitas dan elektabilitas pasangan ini.
Dengan berbagai faktor pendukung ini, Mirza – Jihan memiliki potensi besar untuk memenangkan Pilgub Lampung 2024.
Kesimpulannya, kombinasi latar belakang dan dukungan politik yang solid jadi penentu.
Strategi kampanye yang efektif dan didukung Gen Z membuat pasangan Mirza – Jihan berpotensi memenangkan hati rakyat.***