Kabar Politik

Blusukan ke Museum Kebudayaan Tionghoa, KDM Inisiasi Teknologi Digital untuk Pengetahuan Gen-Z

×

Blusukan ke Museum Kebudayaan Tionghoa, KDM Inisiasi Teknologi Digital untuk Pengetahuan Gen-Z

Sebarkan artikel ini
Kang Dedi Mulyadi kunjungi Museum Kebudayaan Tionghoa di Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, Sabtu (28/9/2024).(Foto : Istimewa)

SINARMERDEKA.CO – Menggelar giat safari politik ke Museum Kebudayaan Tionghoa di Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, Sabtu (28/9/2024). Dedi Mulyadi Calon Gubernur Jawa Barat mengungkap cita-cita, agar museum di Tanah Pasundan tersebut, bisa menerapkan program digitalisasi agar bisa dinikmati generasi muda dengan nyaman.

Diketahui, bahwa Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) memulai inisiasi kegiatan pada Museum Kebudayaan Tionghoa tersebut sejak 2012 silam, dan setelah berkeliling museum tersebut, Dedi Mulyadi begitu terkesan dengan perjalanan Bangsa Tionghoa hingga ke Nusantara.

“Museum ini harus berubah menjadi museum digital. Begitu masuk, biarkan layar digital yang berbicara dan kita bisa menikmati suasananya”, ucap Dedi, Sabtu 28/9/2024.

Terbawa larut kedalam perjalanan sejarah Bangsa Tionghoa di Indonesia, Dedi pun mendorong agar Museum Kebudayaan Tionghoa tersebut, bisa menerapkan teknologi digital agar generasi muda bisa teredukasi dan tidak melupakan sejarah para pendahulunya.

“Misalnya masuk ruangan ini di Provinsi mana, masuk ruangan ini provinsi mana. Di China, di seluruh ruangan ini menggambarkan daerah-daerah dan peristiwa itu bisa digambarkan (melalui teknologi digital)”, ungkapnya.

Selain digitalisasi museum, Dedi juga melayangkan gagasan, tentang konsep pengobatan tradisional yang dipadukan dengan pengobatan modern, karena YDSP pun memiliki klinik pengobatan yang menurutnya bisa mempelopori konsep pengobatan tradisional tersebut.

“Nanti kan disini berubah menjadi klinik rawat inap, tetap saya pesan saya ingin mempelopori pengobatan tradisional, yaitu ada pada rumah sakit. Maka di sini nanti, dipelopori pengobatan tradisional China itu ada di klinik modern di sini”, tutur Dedi.

“Sehingga masyarakat mendapatkan dua pilihan, atau saling menyempurnakan, pengobatan kimiawi disempurnakan oleh pengobatan tradisional dan sebaliknya. Problem kita selalu diadukan dan saling menjelekkan, saatnya semuanya diramu, disatukan demi kebaikan warga”, terangnya.

Sementara itu, Herman Widjaja
Ketua Masyarakat Tionghoa Peduli mengatakan, bahwa kunjungan Dedi Mulyadi bisa memberikan inspirasi bagi komunitas masyarakat Tionghoa di Jabar.

Menurut Herman, bahwa masukan dari Dedi Mulyadi mengenai pengembangan museum akan menjadi pertimbangannya, agar generasi muda lebih tertarik mempelajari tentang berbagai edukasi sejarah di Indonesia.

“Kang Dedi Mulyadi tadi melihat setelah mengunjungi museum ini, beliau menguasai tentang sejarah, dan beliau memberi masukan agar museum sejarah Tionghoa ini agar bisa dimajukan dengan sistem digital. Mudah-mudahan itu bisa kami wujudkan”, ujar Herman.

Ketua Masyarakat Tionghoa Peduli pun berharap, siapa pun yang terpilih sebagai Gubernur Jabar, figur tersebut bisa berkolaborasi dengan etnis Tionghoa di Tanah Pasundan.

“Ini suatu kebahagiaan juga, kebetulan yang hadir cukup banyak. Semoga yang diidam-idamkan masyarakat Jawa Barat mendapat pimpinan yang terbaik”, tandas Herman.(Arifin)